Siapa Menang di Hitung Cepat Pilpres

penghitungan suara di TPS 06 yang digunakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Sumber :
  • Antara/ Andika Wahyu

VIVAnews – Kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden saling mengklaim memenangi hitung cepat atau quick count Pemilihan Presiden. Hampir semua lembaga survei memang menemukan margin tipis kedua kubu ini.

Kronologi Penganiayaan Siswa SMPN 55 Barombong dan Penangkapan 4 Pelaku

Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan Cyrus Network, Litbang Kompas, Radio Republik Indonesia (RRI), Indikator Politik Indonesia, serta Lingkaran Survei Indonesia menemukan Joko Widodo sebagai pemenang. Sementara Indonesia Research Centre (IRC), Jaringan Suara Indonesia (JSI), Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) dan Lembaga Survei Nasional (LSN) menemukan justru Prabowo yang unggul.

“SMRC menyatakan pasangan Prabowo-Hatta meraih 47,2 persen suara dan Jokowi-JK 52,8 persen. Pasangan Jokowi-JK memenangkan Pemilihan Presiden,” kata peneliti SMRC Djayadi Hanan dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu 9 Juli 2014.

SMRC berani menyebut Jokowi-JK sebagai pemenang Pilpres karena selisih perolehan suara mereka dari Prabowo-Hatta berdasarkan hitung cepat lembaga itu cukup signifikan, yakni 5,6 persen.

“Data masuk sudah 81,3 persen. Suara sudah stabil. Tidak akan ada perubahan berarti,” kata Djayadi. SMRC mengambil responden sebagai sampel dari 4.000 tempat pemungutan suara, dengan margin of error 0,68 persen.

Serupa dengan hasil hitung cepat SMRC, CSIS dan Cyrus Network juga mengumumkan Jokowi-JK unggul sekitar 5 persen dari Prabowo-Hatta. Prabowo-Hatta memperoleh 48 persen suara, sedangkan Joko Widodo-Jusuf Kalla 52 persen.

“Kami menyimpulkan grafik ini sudah stabil dan tidak akan berubah. Pemenang Pemilu Presiden adalah pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla,” kata peneliti Cyrus Eko Prasetyo Galang dalam konferensi pers di Jakarta didampingi Direktur Eksekutif CSIS Rizal Sukma dan peneliti senior CSIS Philips J. Vermonte.

Data yang masuk ke CSIS dan Cyrus ketika hasil itu diumumkan mencapai 97,70 persen. Margin of error pada hitung cepat CSIS-Cyrus ini sekitar 1 persen.

Hitung cepat Litbang Kompas pun menunjukkan selisih suara sekitar 4-5 persen dengan keunggulan pada pihak Jokowi-JK. Dari 97,90 persen suara nasional yang masuk, Joko Widodo-Jusuf Kalla meraup 52,36 persen sedangkan Prabowo-Hatta 47,64 persen.

Sementara hasil hitung cepat RRI ketika suara yang masuk mencapai 81,60 persen menunjukkan, Jokowi-JK unggul dengan perolehan suara 52,48 persen dari Prabowo-Hatta yang mendapat 47,52 persen suara.

Indikator Politik Indonesia punya hasil serupa. Jokowi-JK meraup 52,47 persen suara, unggul dari Prabowo-Hatta yang mengantongi 47,19 persen suara. Hasil hitung cepat ini diperoleh ketika data yang masuk ke Indikator mencapai 93,13 persen.

Kemenangan Jokowi-JK juga terlihat pada exit poll Lingkaran Survei Indonesia. “Selamat kepada Jokowi-JK sebagai presiden baru versi exit poll,” kata Denny JA.

Exit poll adalah survei yang dilakukan setelah pemilih keluar dari bilik suara. “Sampel diambil secara acak. Di setiap TPS, kami mewawancarai empat responden yang baru keluar dari bilik suara. Kepada responden ditanya siapa capres yang dicoblosnya. Ada juga 10 pertanyaan elemen lain,” kata peneliti Lingkaran Survei Indonesia Rully Akbar.

Hasilnya, Jokowi-JK unggul atas Prabowo-Hatta, dengan 38,58 persen suara untuk Joko Widodo-Jusuf Kalla dan 35,95 persen suara untuk Prabowo-Hatta.

Ada 8.000 responden dalam exit poll Lingkaran Survei Indonesia. Reponden diambil dari 2.000 TPS di 33 provinsi. Sebanyak 25,44 persen responden merahasiakan pilihannya. Margin of error pada exit poll ini sekitar 1 persen.

Meski demikian, sejumlah lembaga lain menampilkan hasil hitung cepat yang berbeda. Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) misalnya menyatakan Prabowo-Hatta meraup 51,96 persen suara, unggul dari Jokowi-JK yang memperoleh 48,04 persen suara. Angka itu diperoleh ketika data yang masuk ke Puskaptis mencapai 92,23 persen.

Jaringan Suara Indonesia (JSI) pun mengatakan Prabowo-Hatta unggul dengan 50,22 persen dari Jokowi-JK yang mendapat 49,78 persen suara. Angka itu diperoleh ketika data yang masuk ke JSI mencapai 88,60 persen.

Hasil hitung cepat Lembaga Survei Nasional (LSN) setali tiga uang dengan Puskaptis dan JSI. Prabowo-Hatta meraih 50,68 persen suara, unggul dari Joko Widodo-Jusuf Kalla yang memperoleh 49,32 persen suara. Angka itu diperoleh ketika data yang masuk ke LSN mencapai 90,37 persen suara.

Direktur Eksekutif LSN Umar S Bakry menyatakan, hasil survei ini belum bisa menyimpulkan siapa pemenangnya karena masih sekitar margin of error.

Distribusi suara

Peta distribusi suara kedua pasang calon yang dirilis RRI menunjukkan Joko Widodo-Jusuf Kalla unggul di provinsi Bali, Bengkulu, DIY, DKI Jakarta, Jambi, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Maluku Utara, NTT, Papua, Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, dan Sumatera Utara.

Sementara Prabowo-Hatta unggul di provinsi Aceh, Gorontalo, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Tengah, Lampung, Maluku, NTB, Papua Barat, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan.

Data exit poll Lingkaran Survei Indonesia menunjukkan Jokowi-JK banyak dipilih oleh masyarakat berpendidikan SMA ke bawah, sedangkan Prabowo-Hatta cenderung dipilih oleh warga berpendidikan kuliah ke atas.

“Sebanyak 41,9 persen masyarakat yang pernah kuliah memilih Prabowo-Hatta, sedangkan 32,4 persen lainnya memilih Jokowi-JK,” kata peneliti Lingkaran Survei Indonesia Rully Akbar.

Jokowi-Kalla juga banyak dipilih oleh masyarakat menengah ke bawah. “Sebanyak 39 persen masyarakat berpenghasilan Rp1-2 juta memilih Jokowi-JK. Yang memilih Prabowo-Hatta 38 persen,” ujar Rully.

Dari segi distribusi suara berdasarkan etnis, Prabowo-Hatta unggul di suku Betawi, Sunda, dan Minang. Sementara Joko Widodo-Jusuf Kalla unggul di suku Jawa.

Selain itu, Jokowi-JK lebih diminati perempuan. Sebanyak 39,2 persen pemilih perempuan memilih Joko Widodo-Jusuf Kalla, sedangkan 35,2 persen lainnya memilih Prabowo-Hatta.

Tahan diri

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyambut gembira hasil hitung cepat mayoritas lembaga survei yang menunjukkan Joko Widodo-Jusuf Kalla memenangi Pilpres. Ia sempat menangis ketika hendak menggelar konferensi pers di kediamannya di Kebagusan, Jakarta Selatan.

“Pasangan Ir. H. Joko Widodo bersama H. Jusuf Kalla yang didukung PDIP, Nasdem, Hanura, PKB, dan PKPI telah dinyatakan sebagai Presiden RI tahun 2014-2019 versi quick count,” kata Megawati saat menggelar konferensi pers di Kebagusan, Jakarta Selatan.

Sebagai ketua umum partai yang mengusung Joko Widodo dan Jusuf Kalla, ujar Megawati, dia mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia. Mega juga berterima kasih kepada relawan yang sudah bekerja keras memenangkan Jokowi-JK.

“Saya mengucapkan beribu-ribu terima kasih kepada media. Saya melihat pers begitu antusiasnya dalam Pilpres kali ini. Sampai-sampai saya ketawa, terharu. Biasanya sembunyi-sembunyi, tapi kali ini begitu antusias,” kata Megawati.

“Selama 10 tahun kami (PDIP) puasa, Insya Allah dengan perlindungan Allah SWT pada 20 Oktober nanti Presiden Republik Indonesia terpilih akan dilantik. Dengan doa dan restu seluruh rakyat Indonesia, Insya Allah Indonesia ke depan makmur, adil, dan sejahtera,” kata Mega.

Putri Soekarno itu sempat menitikkan air mata ketika melangkahkan kakinya ke ruang konpers. Sambil mengusap air mata, Mega berjalan dan bersalaman dengan para petinggi PDIP dan relawan. Air mata masih membasahi pipi Mega ketika dia duduk di hadapan awak media.

Melihat Mega menangis, Puan Maharani langsung memberikan tisu kepada ibundanya untuk mengusap air mata. Namun air mata terus mengalir di pipi Megawati sampai Jokowi dan JK duduk di sebelahnya.

“Kepada anak-anakku sukarelawan, tetap bersemangat. Saya merasa terharu karena kebanyakan dari mereka adalah anak-anak muda,” kata Mega terbata-bata.

Sementara Jokowi meminta kepada seluruh sukarelawan Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk mengawal hasil rekapitulasi penghitungan suara di KPU Daerah hingga KPU Pusat. “Agar semua tetap berjalan bersih, jujur, dan tanpa intervensi,” kata mantan Wali Kota Solo itu.

Sementara itu, Prabowo bersyukur dan mengucapkan banyak terima kasih kepada para pendukungnya. Meski demikian, Prabowo tak ingin mendeklarasikan apapun sebelum data dari lembaga survei masuk hingga hampir 100 persen.

Ganjar-Mahfud Ngaku Tak Dapat Undangan Penetapan Prabowo-Gibran, KPU Bilang Begini
"Kami bersyukur dari semua keterangan yang masuk menunjukkan bahwa kami pasangan nomor 1 mendapat dukungan dan mandat dari rakyat. Untuk itu kami dari koalisi Merah Putih menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada kami, Prabowo-Hatta," kata Prabowo dalam jumpa pers di Rumah Polonia, Jakarta.

Fakta-fakta Anggota TNI Tersambar Petir di Depan Mabes Cilangkap, 1 Meninggal Dunia
"Kami memang menunggu sampai semua data masuk, setelah data 90 persen masuk baru kami akan deklarasikan posisi kami," kata dia.

Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Mahfud MD, bahkan mengklaim Prabowo-Hatta menang. “Oleh lembaga survei, kami dinyatakan menang. Kemenangan ada di pihak kami,” kata Mahfud dalam jumpa pers di rumah almarhum ayahanda Prabowo, Soemitro Djojohadikoesoemo, Jalan Kertanegara, Jakarta.

Lembaga survei yang dimaksud Mahfud itu adalah Puskaptis, LSN, JSI, dan IRC. “Kami menganggap ini (klaim Jokowi menang) bagian dari perang cyber. Ini masih berproses. Suara-suara sedang dihitung, diproses, dan dikawal dengan sebaik-baiknya. Kita akan adu data di Jakarta,” ujar Mahfud.

Melihat saling klaim antarkubu ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kedua belah pihak untuk menahan diri agar tidak memicu ketegangan yang berlebihan.

“Saya mendengar baik Jokowi dan JK maupun Prabowo dan Hatta mendasarkan hasil penghitungan cepat dengan merujuk sejumlah lembaga survei. Atas rujukan masing-masing itulah kedua belah pihak mendeklarasikan kemenangannya,” kata SBY dalam konfrensi pers di kediamannya di Cikeas.

Oleh sebab itu SBY meminta kedua kubu untuk menunggu hasil penghitungan resmi KPU. “Saya berharap mereka bisa memimpin pendukungnya untuk masing-masing menahan diri sampai segala sesuatunya terang. Apalagi gerakan di lapangan rawan terhadap konflik horizontal,” kata SBY.

SBY juga menginstruksikan TNI dan Polri agar bersama rakyat menjaga situasi supaya tetap aman. “KPU jadi rujukan utama,” ujar SBY.

Shin Tae-yong, Pelatih Timnas Indonesia

Media Korsel Sorot Timnas Indonesia: Senjata Paling Berbahaya Mereka Adalah STY

Keberhasilan Shin Tae-yong (STY) mengantarkan Timnas Indonesia lolos ke babak 8 besar Piala Asia U23 tengah menjadi sorotan, bukan hanya di dalam negeri tapi juga di luar

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024