Sejumlah Politikus Beken Tergusur dari Senayan

Mantan Ketua DPR Marzuki Alie
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rosa Panggabean

VIVAnews - Penghitungan suara - termasuk rekapitulasi - Pemilu Legislatif di Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum selesai. Namun, berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei sudah ada gambaran cukup jelas partai-partai mana yang dapat jatah kursi lebih banyak dan mana yang kali ini lebih sedikit di parlemen - baik tingkat pusat (DPR) dan daerah (DPRD) - untuk lima tahun ke depan.

Kocak dan Gemasnya Cipung Saat Ketemu Prabowo di Malam Takbiran

Bahkan, Pemilu 9 April lalu mulai menunjukkan siapa-siapa saja politikus, yang selama ini menguasai Senayan, harus tersingkir. Ini dialami para politisi dari Partai Demokrat, yang perolehan suaranya anjlok.

Ada pula ironi yang dialami politisi top dari "kubu pemenang" Pemilu Legislatif, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Walau sudah keluar modal lebih dari semiliar, dia sudah pasrah bakal tergusur dari DPR karena perolehan suara partainya tidak sebesar yang ditargetkan.

Ucapkan Selamat Idul Fitri, Megawati Ingatkan Menegakkan Kebenaran dan Keadilan

Tidak hanya mereka, para petahana (incumbent) dari partai-partai lain juga terancam harus angkat kaki dari DPR maupun DPRD karena raihan suara yang minim.  Nama-nama beken dari Golkar, PKS, dan Hanura pun harap-harap cemas soal posisi mereka di DPR.

Hitung cepat (quick count) versi Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network menempatkan PDI Perjuangan unggul dalam perolehan suara pemilihan legislatif dengan 19,77 persen, dibayangi Golkar di urutan kedua dengan 14,61 persen dan di posisi ketiga Partai Gerindra dengan perolehan suara 11,80 persen.

Selanjutnya diikuti Partai Demokrat 9,73 persen, PKB 9,07 persen, PAN 7,47 persen, PPP 7,08 persen, PKS 6,61 persen, Nasdem 6,24 persen, Hanura 5,26 persen, PBB 1,36 persen, dan PKPI 0,97 persen.

Sementara itu, menurut hasil hitung cepat Saiful Mujani Research and Consulting (SRMC), PDIP mendapat 18,9 persen, Golkar 14,88 persen, Gerindra 11,93 persen, Demokrat 10,02 persen, PKB 9,08 persen, PAN  7,7 persen, PKS 6,9 persen, PPP 6,3 persen, Nasdem 6,6 persen, Hanura 5,2 persen, PBB 1,4 persen dan PKPI 1,0 persen.

Dari perolehan suara itu, SRMC memprediksi PDIP akan memperoleh jatah paling sedikit 105 kursi dan paling banyak 117 kursi di DPR. Disusul Golkar 85-97 kursi, Gerindra 69-78 kursi, Demokrat 57-68 kursi, PKB 42-52 kursi, PAN 38-48 kursi, PKS 35-45 kursi, Nasdem 31-34 kursi, PPP 27 kursi, Hanura 16-27 kursi, PBB 0 kursi dan PKPI 0 kursi.

Terkuak, Identitas Pria yang Nekat Terobos Istana Negara pada Malam Takbiran

Modal Banyak

Meski PDIP menjadi pemenang pileg versi hasil hitung cepat, tidak menjamin Eva Kusuma Sundari kembali lolos ke parlemen. Politikus PDIP yang kini duduk di Komisi III DPR RI itu kembali maju menjadi caleg DPR RI untuk daerah pemilihan Jawa Timur VI dengan nomor urut 3. Di dapilnya Eva bersaing dengan rekan separtainya, seperti Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung dan mantan Bupati Blitar Djarot Saiful Hidayat.

"Peluang saya kecil. Saya duga karena serangan fajar," kata Eva saat
dihubungi VIVAnews, Kamis 17 April 2014.

Eva mengaku sudah menghabiskan uang kampanye sekitar Rp1,5 miliar. Uang tersebut dia rogoh dari koceknya sendiri dengan cara yang lurus, dan bukan hutang. Dia mendapat informasi, sejumlah caleg bahkan harus menggelontorkan uang hingga Rp10 miliar untuk biaya kampanye.

"Kampanye lurus itu maksudnya benar-benar ke lapangan dan bertemu dengan pemilih, bukan hanya tim sukses," kata dia.  Eva mengaku sudah turun ke dapilnya, Jawa Timur VI, sejak 6 bulan sebelum pemilu untuk bertemu dengan calon pemilih di Kabupaten Tulungagung, Kota Kediri, Kota Blitar, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Blitar. Selengkapnya di

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya