Membangkrutkan Jadi Opsi Menyelamatkan Merpati

Pesawat Merpati
Sumber :
  • airliners.net

VIVAnews - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyambut baik hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap PT Merpati Nusantara Airlines. Menurut Dahlan, rekomendasi BPK bakal dijadikan referensi untuk pemulihan kesehatan Merpati ke depan.

Dahlan mengungkapkan bahwa ia akan segera menggelar rapat pimpinan BUMN dalam waktu dekat, membahas langkah penyelamatan Merpati. Ia berharap, akan menemukan jalan terbaik bagi kelangsungan bisnis perusahaan plat merah bidang transportasi udara itu.

Sebab, menurut Dahlan, rekomendasi BPK saja tidak cukup untuk menyelamatkan perusahaan yang saat ini masih mengalami mati suri. "Saya juga bisa membuat rekomendasi (penyelamatan) seperti itu," kata Dahlan, Selasa 15 April 2014.

Sebelumnya, BPK merekomendasikan kepada pemerintah agar PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) untuk dipertahankan. Hal ini terungkap dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester II 2013 yang diserahkan BPK kepada Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Senin 14 April 2014.

Ketua BPK Hadi Poernomo, menjelaskan bahwa ada sejumlah rekomendasi yang dikeluarkan BPK sebagai tindak lanjut dari pemeriksaan yang dilakukan. Antara lain, Merpati harus membuat perencanaan bisnis yang realistis untuk dapat meningkatkan daya saing di pasar industri penerbangan.

"Pelaksanaan rencana yang optimal untuk peningkatan efisien biaya, sehingga meningkatkan kemampuannya dalam bersaing," ujar Hadi di Gedung DPD, Jakarta.

BPK menemukan bahwa ketidakefisienan pengelolaan BUMN itu karena tidak didukung perencanaan bisnis yang baik. Selain itu, ada faktor manajemen operasional yang buruk, serta pemeliharaan dan pengadaan armada yang tidak tepat guna.

Rekomendasi BPK lainnya untuk menunjang kesehatan Merpati adalah menghentikan operasional penerbangan armada pesawat yang sering bermasalah untuk menghindari beban biaya kian membengkak.

"Karena MNA kurang cermat dalam merencanakan jumlah pesawat yang siap beroperasi dan suku cadang, mesin serta sebagian besar armada yang dioperasikan tidak andal," kata Hadi.

Maskapai penerbangan perintis itu juga direkomendasikan untuk mempertanggungjawabkan kelebihan pembayaran premi asuransi yang saat ini menjadi bebannya.

Utang Rp7,29 Triliun

Buntut Polemik Dana Pembangunan Masjid, Perilaku Buruk Masa Lalu Daud Kim Kini Mencuat

Diketahui, sejak tahun 2009 sampai 30 September 2013, jumlah pendapatan Merpati Nusantara lebih kecil dari biaya usahanya, sehingga harus mengurangi operasionalnya secara terus menerus.

Hadi menjelaskan, kerugian itu mengakibatkan penumpukan utang kepada berbagai kreditor dan entitas pendukung operasional penerbangan senilai Rp7,29 triliun per Oktober 2013.

BPK mendorong Merpati agar bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam kegiatan operasionalnya demi memenuhi kebutuhan penerbangan daerah-daerah perintis yang masih disubsidi.

"Perencanaan strategis untuk pengelolaan penerbangan perintis dan kerja sama operasi (KSO) dengan pemda dan yang saling menguntungkan," kata Hadi.

Perusahaan pelat merah yang didirikan pada 6 September 1975 ini bertujuan menjadi jembatan udara nasional ke seluruh Indonesia, sehingga layak diselamatkan. BPK merekomendasikan pemerintah mempertahankan Merpati.

"Melalui Perusahaan Penjamin Aset (PPA) mempertimbangkan doing concent perusahaan itu," kata Hadi.

Menyelamatkan Perusahaan Sakit

Terbelit utang memang membuat kondisi Merpati berada di ujung tanduk. Maskapai ini dinyatakan sebagai "perusahaan sakit" karena didera krisis keuangan bertahun-tahun.

Puncaknya adalah pada Februari lalu. Layanan penerbangan Merpati dihentikan karena pasokan avtur untuk operasional armadanya disetop oleh Pertamina. Alasannya, Merpati tidak lagi diperkenankan menambang utang dalam jual beli avtur dengan Pertamina.

Artinya, Pertamina hanya melayani pembelian avtur jika Merpati membayar secara tunai. (Baca: )

Pemerintah pun menimbang untuk menghentikan izin operasional Merpati.

4 Ban Mobil Toyota Avanza Hilang Dicuri Saat Parkir

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Herry Bakti, Sabtu 8 Februari 2014, menyatakan bahwa satu-satunya . Karena, beban utang yang sudah sangat menumpuk dapat membuat investor kehilangan minat.

Aset Merpati setelah bangkrut itu kemudian digunakan untuk membangun perusahaan baru. Sehingga, akan lahir badan usaha baru itu, dengan identitas baru.

"Harus dibangkrutkan dulu, lalu bikin perusahaan baru," ujar Herry.

Setelah membentuk perusahaan maskapai baru, menurut Herry, akan lebih mudah membuat perencanaan bisnis yang baik untuk bisa memenangkan persaingan bisnis industri penerbangan.

"Persaingan di kelas Garuda, Air Asia, dan lainnya sangat ketat sekarang. Kalau di kelas feeder, dia (Merpati) pasti untung. Ini yang mungkin akan kami usulkan," kata Herry.

Namun, dalam kesempatan terpisah, Meteri BUMN Dahlan Iskan menyatakan bahwa jika inginĀ  diselamatkan dari jurang kebangkrutannya, merpati seharusnya didorong untuk bermain di pasar komersial yang lebih besar. Bukannya malah dipaksa untuk terus melayani penerbangan perintis.

Sebab, menurut Dahlan, penerbangan perintis adalah istilah untuk penerbangan yang dahulu disubsidi oleh pemerintah. Sekarang, subsidi itu sudah tidak ada lagi

"Kalau Merpati harus menerbangi perintis terus, itu sama saja dengan membunuh Merpati," ujar Dahlan di Jakarta, Senin 3 Maret 2014.

Lagipula, ia melanjutkan, istilah perintis yang dilekatkan pada layanan Merpati kini sudah tidak sesuai lagi. Karena, Merpati tidak lagi mendominasi layanan rute penerbangan perintis.

"Rute yang perintis itu sudah sejak beberapa waktu lalu diterbangi Wings Air, Susi Air," kata Dahlan.

Menurut dahlan, jika Merpati dipaksa tetap fokus di rute perintis, jelas akan menghadapi persaingan yang tidak imbang. Maskapai penerbangan swasta yang beroperasi pada jalur penerbangan perintis memiliki armada yang lebih unggul dibanding Merpati.

"Pesawatnya lebih efisien dari pesawatnya Merpati, sehingga Merpati kalah di situ. Wings terbangkan ATR, Merpati pakai MA60," kata Dahlan.

Dengan demikian, Dahlan menambahkan, pilihan memulihkan kesehatan Merpati dan menyelamatkannya dari ancaman kebangkrutan memang lebih efektif dengan cara menjalin kerja sama operasi (KSO) dengan pihak swasta yang sinergis.

"Menurut saya, kalau untuk terbang dalam waktu dekat ini, ya KSO itu. Tidak ada jalan lain kan," kata Dahlan.

Sebelumnya, Direktur Utama Merpati, Asep Ekanugraha, Senin 10 Februari 2014, menjelaskan bahwa maskapai penerbangan perintis ini sudah membuat kerja sama untuk memfasilitasi rute penerbangan ke Jeddah bagi jemaah ibadah umroh.

Kerja sama operasi ini dilakukan bersama dengan PT Amagedon yang merupakan perusahaan Arab Saudi. Pesawat yang dioperasikan menggunakan armada Boeing 777 milik maskapai Arab Saudi.

Penerbangan ke Jeddah ini, menurut Asep, bisa menjadi langkah awal pemulihan kesehatan Merpati untuk bangkit dari ancaman kebangkrutan. Namun, kerja sama ini masih menunggu persetujuan dari Kementerian Perhubungan.

Kementerian Perhubungan, menyatakan tidak bisa menyetujui rencana KSO tersebut apabila tidak didukung perencanaan bisnis yang baik. Selengkapnya, baca:

Mikel Arteta Menolak Panik, Yakin Arsenal Bakal Bangkit
Pasukan ISIS di Suriah (Doc: The Cradle)

ISIS Tembaki 20 Pejuang Bersenjata Palestina hingga Tewas di Suriah

Setidaknya 20 pejuang dari Liwa al-Quds, sebuah kelompok bersenjata Palestina yang mendukung tentara Suriah, tewas ketika bus mereka disergap oleh militan tak dikenal.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024