Sinyal Kotak Hitam MH370 Hilang, Asa Memudar

pencarian jejak pesawat mh370 masih berlanjut
Sumber :
  • REUTERS/Australian Defence Force
VIVAnews -
Mendag Sebut Revisi Kebijakan Impor Rampung Pekan Ini, Simak Ketentuannya
Sebelas pesawat dan 15 kapal dikerahkan dalam pencarian Boeing 777-200 milik Malaysia Airlines yang diduga hilang di Samudera Hindia. Radius pencarian kali ini memang lebih sempit, namun bukan berarti tidak sulit.

Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Anies Ungkit Pilpres 2024 Banyak Catatan

Wilayah pencarian dikerucutkan lagi sebanyak 17 persen, tepatnya 47.600 kilometer persegi. Terletak sekitar 2.200 kilometer sebelah timurlaut Perth, Australia.
Rukun Raharja Cetak Laba Bersih US$8 Juta di Kuartal I-2024


Wilayah ini jadi titik fokus pencarian setelah sinyal tertangkap sebanyak empat kali di wilayah yang berdekatan. Frekuensi sinyal sama dengan kotak hitam atau black box. Kotak hitam adalah alat perekam percakapan di kokpit yang biasanya diletakkan di ekor pesawat.

Tertangkapnya sinyal ini oleh juru bicara tim SAR Australia, pensiunan Marsekal Udara Angus Houston, disebut sebagai bukti-bukti yang paling menentukan, bahkan satu-satunya yang pernah ditemukan dalam upaya pencarian pesawat MH370.

"Walaupun tidak terdeteksi lagi, namun empat sinyal yang diperoleh sebelumnya adalah petunjuk paling menjanjikan yang pernah kita dapat dalam pencarian MH370. Kami harus menelusurinya secepat mungkin," kata Houston sebagaimana diberitakan ABC Online.

Kendati radiusnya lebih sempit, namun pencarian tidak lebih mudah. Pasalnya, dalam enam hari terakhir tidak ada lagi sinyal yang tertangkap. Kemungkinan besar, kotak hitam telah kehabisan baterai dan mati.

Berdasarkan mekanismenya, kotak hitam akan memancarkan sinyal selama 30 hari sejak pertama kali terendam air. Di hari-hari terakhir, sinyal ping dari kotak hitam akan semakin mengecil dan sulit terdeteksi. Saat ini pencarian memasuki hari ke 37, pesawat belum juga ditemukan. Bahkan bukti terkecil keberadaan pesawat juga masih nihil.


Jika memang dalam beberapa hari ke depan sinyal tidak bisa lagi tertangkap radar, maka pencarian akan dilakukan di bawah permukaan laut menggunakan robot drone Bluefin-21.


Robot nirawak buatan Bluefin Robotics itu biasa digunakan untuk arkeologi, oseanografi dan penjinak ranjau bawah laut. Benda kuning berbentuk lonjong sepanjang lima meter dan berbobot 750 kilogram ini mampu menyelam selama 25 jam non stop dengan kecepatan 3 knots, maksimal 4 knots.


Robot ini memiliki kemampuan sonar untuk mendeteksi benda-benda bawah laut dan dilengkapi kamera perekam. Namun yang terpenting, Bluefin-21 bisa menyelam hingga kedalaman 4.500 meter -perkiraan jarak permukaan hingga dasar laut di Samudera Hindia tempat sinyal tertangkap.


Pencarian dengan Bluefin-21 akan meliputi luas 1.300 kilometer persegi. Butuh waktu enam minggu hingga dua bulan sampai drone ini menuntaskan tugasnya. Houston mengatakan, Bluefin-21 akan melingkupi wilayah pencarian seluar 40 kilometer per segi dalam satu kali mencari.


Namun tidak disangsikan pencarian ini juga akan memakan waktu yang lama. Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengakui bahwa tugas yang mereka hadapi ke depannya sangat berat dan menantang.


"Mencoba mencari sesuatu di kedalaman 4.500 meter di bawah permukaan laut, sekitar 1.000 km dari daratan adalah tugas yang sangat, sangat besar," kata Abbo


Seperti pencarian sebelumnya, upaya kali ini tidak ada jaminan berhasil. Bisa jadi, mereka mencari di tempat yang salah, seperti yang disampaikan oleh ahli penerbangan CNN David Soucie. Contohnya, kata dia, adalah pencarian pesawat Air France 447 tahun 2009 yang menewaskan seluruh 228 penumpang dan kru di dalamnya.


Butuh dua tahun untuk menemukan pesawat 447. "Berminggu-minggu mereka mencari puing-puing di tempat yang salah," kata Soucie.


Selain sinyal, bukti baru berupa ceceran minyak juga ditemukan di wilayah pencarian. Tim pencari telah mengambil dua liter sampel minyak tersebut untuk diteliti kandungannya.


Tim pencari menahan diri untuk tidak terlalu sumringah atas temuan tersebut sebelum kepastian didapatkan. Sebab, yang sudah-sudah, berbagai bukti yang diduga dari MH370 ternyata salah. Ceceran minyak juga pernah ditemukan di Laut China Selatan, di awal-awal hilangnya MH370 8 Maret lalu. Setelah ditelusuri, minyak itu berasal dari pengeboran lepas pantai.


Hindari Radar Seperti Jet Tempur


Seiring pencarian dilakukan, penyelidikan penyebab hilangnya pesawat juga masih terus berjalan. Menurut temuan tim penyidik Malaysia, MH370 terbang dengan liar ke sana-kemari seperti jet tempur.


Pesawat hilang di Laut China Selatan, pada penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing, Tiongkok. Penelusuran penyidik menemukan, pesawat putar balik dan terbang melalui bagian barat Indonesia menuju Samudera Hindia. Pesawat tidak melalui wilayah udara Indonesia.


Penyidik seperti dikutip Sunday Times Boeing 777-200 ini melesat dengan kecepatan tinggi. Selain itu, pesawat berada di ketinggian 13.700 meter di udara, atau 3.000 meter di atas altitude seharusnya. Lalu pesawat menukik turun ke ketinggian 1.500 meter. Dari manuvernya, pesawat terlihat sengaja menghindari tangkapan radar.


Menurut laporan New Straits Times, co-pilot MH370 Fariq Abdul Hamid mencoba melakukan panggilan darurat menggunakan telepon selularnya. Telepon itu tertangkap oleh sub-stasiun telekomunikasi di Penang. Namun sambungan telepon tiba-tiba dimatikan.


Sumber penyidik mengatakan kemungkinan telepon terputuskan karena pesawat bergerak menjauhi tower operator. Tidak jelas siapa yang coba ditelepon Fariq karena sumber menolak memberitahukannya.


Teori Konspirasi

Seiring berlarutnya proses pencarian teori konspirasi di dunia maya berkembang makin liar. Spekulasi terbaru, pesawat MH370 disandera di Afganistan.


Laporan ini disampaikan harian Rusia Moskovsky Komsomolets akhir pekan lalu. Mengaku mendapat informasi dari intelijen Rusia, koran ini mengatakan bahwa pesawat itu dibajak.


Sumber juga mengatakan bahwa pesawat mendarat dengan keras di jalanan dekat pegunungan dengan keadaan sayap rusak. Dikatakan bahwa seluruh penumpang selamat dan disandera di tempat terpisah dalam keadaan kekurangan makanan.


Sebanyak 20 penumpang yang merupakan ahli dari Asia ditahan di tempat terpisah di Pakistan. Mereka akan dijadikan "barang" pertukaran dengan Amerika Serikat dan Tiongkok.


Jumlahnya berkaitan dengan teori konspirasi sebelumnya. Dikatakan bahwa anggota illuminati Jacob Rothschild menyandera MH370 untuk mendapatkan kepemilikan tunggal atas hak paten sebuah semikonduktor.


Malaysia Chronicle memberitakan, Rothschild mengincar kepemilikan atas drone robot pembunuh yang bisa digunakan para operasi militer milik perusahaan Freescale Semiconductor Ltd.


Menurut Freescale, 20 orang yang terdiri dari 12 warga Malaysia dan 8 Tiongkok di antara penumpang adalah pegawai mereka. Belum dapat dipastikan kebenaran berita-berita ini.


Tidak kali ini saja berita semacam ini berkembang. Sebelumnya salah satu penumpang bernama Phillip Woods dilaporkan berhasil mengirimkan pesan di internet. Dalam pesan yang diduga dari karyawan IBM, dikatakan bahwa mereka disandera di pangkalan militer Amerika Serikat di Diego Garcia.


Woods, tulis beberapa media, berhasil memasukkan iPhone 5 miliknya ke dalam anus ketika personel militer membajak pesawat itu. Cerita ini didukung oleh foto gelap gulita yang diduga diambil Woods di tempat penyekapannya.


Kisah Woods ini dibantah oleh Amerika Serikat yang mengatakan bahwa tidak ada indikasi bahwa MH370 terbang di antara Maladewa atau Diego Garcia. Foto dalam cerita itu juga diketahui diambil dari laman berbagi foto 4chan.org.


Pencarian yang panjang tanpa kepastian ini membuat keluarga penumpang MH370 semakin dirundung duka. Pasalnya, mereka tidak tahu pasti apakah anggota keluarga mereka masih hidup atau sudah tewas.


"Kesedihan kami semakin panjang. Saya merasa mereka ada di suatu tempat yang saya tidak tahu di mana. Saya hanya bisa berdoa. Keajaiban itu ada," kata Catherine Tamoh Lion, ibu dari salah seorang pramugara Andrew Nari. (adi)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya