Kualanamu, Bandara Pesaing Changi di Kawasan Barat RI

Presiden SBY
Sumber :
  • Abror Rizki
VIVAnews
Kata Ernando Ari Usai Timnas Indonesia U-23 Pecundangi Australia
– Peresmian Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara baru dilakukan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, hari ini, Kamis 27 Maret 2014.

Kesaksian Menkeu soal Bansos di MK Dinilai Banyak yang Tak Sesuai Fakta di Lapangan

Bandara yang dibangun di atas lahan seluas 1.365 hektare dengan luas terminal 224.298 meter persegi ini sebenarnya telah beroperasi sejak 25 Juli 2013.
Kebakaran Toko Bingkai Mampang, 5 Orang Terluka Dilarikan ke RS


Pembangunan Bandar Udara Internasional Kualanamu dipercaya menjadi jawaban dan antisipasi pemerintah terhadap tuntutan pertumbuhan kebutuhan pengguna jasa transportasi yang begitu cepat.

Bandar udara ini dibangun menggantikan fungsi Bandar Udara Internasional Polonia yang telah melebihi kapasitas, sehingga dikhawatirkan berpengaruh pada pelayanan, keamanan, dan keselamatan penerbangan. Bandara ini menjadi ikon baru bagi Kota Medan.

Sebelumnya, pembangunan Bandara Internasional Kualanamu melalui proses panjang yang sempat terhenti akibat krisis moneter pada 1997 dan dilanjutkan kembali pembangunannya pada 2007, serta baru selesai pada akhir 2013.
 
Menurut Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Tri S Sunoko, Bandara Internasional Kualanamu dipersiapkan sebagai hub penerbangan internasional yang bisa menyaingi Bandara Internasional Changi, Singapura dan Bandara Kuala Lumpur, Malaysia.


Bandara Internasional Kualanamu diklaim memiliki peranan yang sangat strategis dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mempercepat mobilitas manusia, barang, dan jasa.


Pembangunan Bandara Internasional Kualanamu merupakan bagian dari Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang diharapkan dapat memperkuat konektivitas sistem transportasi nasional, sekaligus menjadi gerbang penerbangan internasional di wilayah barat Indonesia.


"Posisi bandara berkode KNO ini cukup strategis dan menjadi salah satu main hub atau pintu gerbang utama penumpang dari Eropa, Timur Tengah, serta Tiongkok," ujar Tri di Deli Serdang, Sumatera Utara.


Tak tanggung-tanggung, dana yang diinvestasikan untuk membangun bandara ini mencapai Rp5,6 triliun.


Tri mengungkapkan, Angkasa Pura menginvestasikan dana sedikitnya Rp2,2 triliun untuk pembangunan sisi darat bandara. Sementara itu, dana pembangunan juga berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp3,39 triliun di antaranya untuk sisi udara.


Terkoneksi dengan stasiun kereta


Pendanaan untuk sisi darat, dia menambahkan, mencakup pembangunan terminal modern dan stasiun kereta untuk mendukung operasional kereta listrik yang menghubungkan Bandara Internasional Kualanamu dengan stasiun Medan.


"Bandara Internasional Kualanamu adalah satu-satunya bandara di Indonesia yang terkoneksi dengan moda transportasi kereta," ujarnya.


Empat rangkaian (trainset) Kereta Api (KA)  asal Korea Selatan didatangkan ke Medan pada September tahun lalu untuk melengkapi sarana transportasi pendukung Bandara Internasional Kualanamu.


PT Railink selaku operator yang bekerja sama dengan PT KAI mengatakan, dana yang digelontorkan untuk pembelian empat trainset mencapai Rp160 miliar dengan beberapa kelebihan yang lebih unggul dibanding KA yang ada saat ini.


"Kereta api dari Korea ini lebih unggul dan dilengkapi fasilitas yang lebih demi kenyamanan penumpang. Akan resmi dioperasikan bulan September," kata Direktur Utama PT Railink, M. Fadhila kepada
VIVAnews
.


Lebih lanjut Tri menuturkan, bandara ini akan terus dikembangkan menjadi bandara terbesar kedua setelah Bandara Internasional Soekarno-Hatta.


Tri mengungkapkan, pihaknya sedang menyiapkan tahap II Bandara Internasional Kualanamu. "Tahap II akan didesain dulu pengembangannya dengan DDE (Detail Design Enginerring) pada pertengahan 2015," ujarnya.


Untuk tahap kedua, imbuhnya, akan menelan investasi Rp2,4 triliun untuk sisi darat. Untuk sisi udaranya akan diambil dari APBN.


"Ya, kurang lebih sama dengan tahap I," ujar Tri, yang mengaku mulai menender proyek tahap II pada 2016.


Sedangkan untuk target penumpang akan ditingkatkan menjadi 16 juta dari saat ini mampu melayani 8,3 juta penumpang. "Nanti, dengan tahap III jadi 24 juta penumpang," tuturnya.


Landasan pacu Bandar Udara Internasional Kualanamu mampu melayani pesawat berbadan besar seperti Boeing 747-800, bahkan Airbus A380.


Peresmian 5 bandar udara lain


Selain meresmikan proyek Bandara Internasional Kualanamu yang bersifat pembangunan, Presiden SBY juga meresmikan lima bandar udara lain.


Tiga proyek bandar udara bersifat pembangunan yakni pembangunan Bandar Udara Muara Bungo Jambi, pembangunan Bandar Udara Pekon Serai, Lampung Barat dan Pembangunan Bandar Udara Pagar Alam, Lahat, Sumatera Selatan.


Sementara itu, dua proyek bandar udara yang bersifat pengembangan adalah pengembangan terminal baru Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah, Tanjung Pinang dan pengembangan terminal baru Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru.


Pembangunan dan pengembangan bandar udara di Indonesia memiliki arti strategis sebagai bagian dari peningkatan penyelenggaraan transportasi di Indonesia.


Dari data Kementerian Perhubungan diketahui bahwa jumlah penumpang yang menggunakan moda transportasi udara terus meningkat.


Sebagai gambaran pada 2011, jumlah penumpang domestik maupun internasional tercatat kurang lebih 68.349.000 penumpang dan pada 2012 meningkat 19,04 persen atau menjadi sebesar 81.359.000 penumpang.


Sementara itu, jumlah penumpang pada 2013 yang berhasil dicatat Kementerian Perhubungan meningkat menjadi 85.176.000 orang.


Sejalan dengan meningkatnya pergerakan manusia, barang dan jasa melalui moda transportasi udara, Kementerian Perhubungan dan semua pihak yang terkait terus melaksanakan pembangunan dan pengembangan infrastruktur bandar udara guna menunjang konektivitas pelaksanaan MP3EI di semua koridor di seluruh Tanah Air.  (sj)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya