Boediono dan Sri Mulyani Sepakat Century Berdampak Sistemik

Menkeu Sri Mulyani dan Boediono
Sumber :
  • antara

VIVAnews - Mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani menuding data yang disampaikan Bank Indonesia soal kondisi Bank Century tidak valid. Sehingga pada saat itu, Bank Century dianggap sebagai bank gagal berdampak sistemik.

Namun hal itu dibantah Boediono melalui juru bicaranya, Yopie Hidayat, Senin 10 Maret 2014. Saat dana talangan itu dikucurkan, Boediono menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia. Menurut Yopie, kala itu data yang disampaikan Boediono kepada Sri Mulyani adalah data dari BI yang paling mutakhir.

"Perlu kita perhatikan, data mengenai kualitas aset perbankan pada saat itu sangat dinamis karena situasi pasar keuangan yang tengah mengalami krisis. Kepada Ibu Sri Mulyani sudah disebutkan bahwa kebutuhan dana dapat berubah," kata Yopie dalam pesan singkatnya.

Tak hanya itu, Yopie mengatakan perubahan kebutuhan dana itu juga tidak berpengaruh pada keputusan penyelamatan Bank Century.

"Pak Boediono dan Bu Sri Mulyani sama-sama yakin bahwa Bank Century ditutup akan menimbulkan efek berantai yang dapat meruntuhkan sistem perbankan kita pada akhir 2008 itu," ujarnya.

Apalagi situasi perbankan saat itu bukanlah situasi normal, karena ekonomi dunia sedang dibelit krisis.

Sebelumnya, kepada Komisi Pemberantasan Korupsi, Sri Mulyani sempat kecewa pada data yang disodorkan Bank Indonesia (BI) tentang Bank Century dalam sebuah rapat konsultasi, 24 November 2008. Sri Mulyani menilai, BI tidak memberi data yang memuaskan.

Dalam dokumen yang dilihat VIVAnews, Sri menjelaskan bahwa rapat konsultasi Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK) itu digelar di ruang rapat Menkeu.

Dalam rapat itu, imbuh Sri Mulyani, anggota komisioner Rudjito menyampaikan bahwa CAR Bank Century turun drastis dari minus 2 persen menjadi minus 35,93 persen.

"Menurut Rudjito, hal itu dikarenakan melakukan perhitungan penyertaan modal kepada Bank Century. Selanjutnya, dalam rapat itu saya menyampaikan kekecewaan terhadap BI di mana pada tanggal 20 dan 21 November 2008, BI menyampaikan data bahwa CAR Bank Century minus 3,53 persen dan untuk mencapai CAR 8 persen, bank ini butuh tambahan modal sebesar Rp632 miliar di mana tadinya SSB (surat-surat berharga) valas yang dijamin AMA (Assets Management Agreement (AMA) masih dianggap lancar oleh BI," demikian pernyataan Sri Mulyani yang dikutip dari dokumen tersebut.

Kemudian dalam pengambilan keputusan apakah Bank Century berdampak sistemik atau tidak, menurut Sri Mulyani, KSSK seharusnya diberi informasi data yang benar. Kalau tidak, imbuhnya, bagaimana KSSK bisa mengambil keputusan yang benar.

Diduga Terganggu, Komika Usir Ibu Menyusui dan Bayinya saat Pertunjukkan

"Jangan-jangan, data yang disampaikan oleh BI kepada KSSK pada rapat tanggal 20-21 November 2008 juga data yang tidak benar. Dan dalam rapat itu, saya meminta BI untuk meningkatkan kemampuan assessment-nya. Jangan sampai penjelasan tentang perbankan nasional yang selama ini dinyatakan sehat oleh BI dengan CAR industri rata-rata 16 persen, kemudian anjlok secara tiba-tiba. Kasus Bank Century menjadi pelajaran bagi KSSK untuk memastikan data dan informasi yang masuk KSSK harus benar-benar reliabel," kata Sri Mulyani. (umi)


Depok Jadi Tuan Rumah Pembukaan Pendaftaran PPK untuk Pilkada 2024
Gedung Merah-Putih KPK

KPK Sebut Prabowo Subianto Tak Perlu Setor Nama-Nama Calon Menterinya

Presiden terpilih Prabowo Subianto, dikatakan tidak perlu menyetor nama-nama calon menteri, kepada Komisi Pemberantasan Korupsi. Apalagi nama-nama itu distabilo tertentu.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024