Suku Bunga Kredit Diperkirakan Bakal Naik, Seberapa besar?

Bank Indonesia
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews - Suku bunga dana perbankan diperkirakan naik di kuartal keempat 2013. Kondisi ini dipengaruhi oleh kenaikan BI Rate, tingginya tekanan inflasi, dan ketatnya persaingan dalam memperebutkan dana pihak ketiga (DPK).

Survei perbankan terbaru Bank Indonesia menunjukkan rata-rata biaya yang dikeluarkan bank atas dana nasabah (cost of fund) meningkat. Kenaikan dari 5,62 persen pada triwulan III-2013 menjadi 5,82 persen.

Berdasarkan data laporan bank umum, kenaikan suku bunga deposito telah terjadi sejak Juli dan berlanjut pada Agustus 2013. Sementara itu, suku bunga tabungan dan giro relatif stabil.

Deputi Gubernur Bi, Halim Alamsyah, Kamis 31 Oktober 2013, menjelaskan bahwa kenaikan suku bunga acuan atau BI rate secara bertahap mencapai level 7,25 persen membuat kalangan perbankan menaikkan suku bunga deposito.

"Bank merespon dengan menaikkan suku bunga dana," ujar Halim kepada VIVAnews di Gedung BI, Jakarta.

Sejalan dengan kenaikan suku bunga dana itu, menurut survei BI, bunga kredit pada seluruh jenis penggunaan juga diperkirakan meningkat pada triwulan IV-2013. Suku bunga kredit modal kerja naik dari 12,73 persen pada triwulan III-2013 menjadi 13,06 persen per tahun.

Selanjutnya, suku bunga kredit investasi diperkirakan naik dari 12 persen menjadi 12,29 persen per tahun. Sementara itu, suku bunga kredit konsumsi akan naik dari 13,73 persen menjadi 13,8 persen per tahun.

Khusus untuk kredit modal kerja dan investasi, kenaikan suku bunga telah terjadi sejak Juli 2013.

Menurut survei itu, pertumbuhan kredit perbankan pada 2013 diperkirakan mencapai 20,8 persen. Perkiraan tersebut turun dibandingkan hasil survei tiga triwulan sebelumnya. Bahkan, lebih rendah dibandingkan realisasi pertumbuhan kredit 2012 sebesar 23 persen.

Berdasarkan data BI, oustanding kredit pada Agustus 2013 mencapai Rp3.091,4 triliun, atau tumbuh 22,3 persen (yoy). Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan Agustus 2012 yang mencapai kenaikan 23,7 persen (yoy).

Selain penurunan permintaan kredit akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi, kenaikan suku bunga kredit, dan meningkatnya risiko penyaluran kredit, juga ditengarai memicu perlambatan pertumbuhan kredit tahun ini.

Deputi Gubernur BI, Mirza Adityaswara, dalam kesempatan terpisah, menjelaskan bahwa perbankan perlu menjaga pertumbuhan kreditnya.

"Jika perbankan mengalami persaingan dana pihak ketiga seperti misalnya deposito, ada baiknya bank mengurangi pertumbuhan kreditnya," ujar Mirza dalam keterangan tertulis yang diterima VIVAnews.

Menurut Mirza, hal ini bertujuan untuk tidak mendorong kenaikan suku bunga yang lebih tinggi. "Tumbuhlah sesuai dengan kemampuan," kata dia.

Direktur Bank BTN, Saut Pardede, menyatakan hal senada. Menurutnya, cost of fund bank naik drastis semenjak bulan Juli lalu BI terus rate naik secara berturut-turut. Ini jelas berdampak pada kenaikan suku bunga kredit, agar bank bisa terhidar dari kerugian dari kenaikan cost of fund.

Tapi, kata Pardede, bank juga tetap berhati-hati menaikkan suku bunga kreditnya agar tak memperbesar kredit macet atau non performing loan (NPL).

Putri Isnari DA 4 Lamaran, Gepokan Uang Panai Rp2 Miliar Jadi Sorotan

Reaksi Nasabah

Berdasarkan pengalaman, nasabah sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga. "Ada korelasi kenaikan bunga kredit dengan NPL," kata Pardede kepada VIVAnews

Jadi, ia melanjutkan, bank juga punya hitung-hitungan. Apabila imbasnya justru mengarah pada NPL yang lebih besar, tentu bank lebih memilih untuk menaikkan suku bunga kreditnya.

"Kenaikan kredit biasanya mengacu pada kemampuan nasabah. Kalau dinaikkan sesuai kenaikan cost of fund, maka terjadi NPL. Bank juga harus siap turunkan margin, daripada NPL naik," kata Pardede.

BTN, ia melanjutkan, memang sudah menaikkan suku bunga kreditnya, terutama untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR). "September dan Oktober sudah mulai naik," kata Pardede.

Mengenai perkiraan pertumbuhan kredit perbankan yang menurun pada tahun ini, Pardede juga sependapat. "Pasti turun," kata Pardede.

Berdasarkan data, ia menambahkan, penurunan kredit memang terjadi di BTN sejak bulan Juni sampai September. Ini akibat kenaikan BI rate ditambah serangkaian kebijakan BI yang memperketat pemberian KPR kepada nasabah.

BTN pun terpaksa menurunkan target pertumbuhan kreditnya tahun ini. "Taget kami sampai akhir tahun itu rencana awalnya 26 persen, tapi sekarang kami rasa itu hanya bisa tercapai sekitar 20 persen hingga 23 persen," kata Pardede.

Direktur Utama Bank DKI, Eko Budiwiyono, menyatakan bahwa kenaikan bunga kredit memang tak bisa dihindari.

"Tapi kami masih mengendalikan suku bunga dana supaya tidak terlalu tinggi. Itu bisa menekan cost of fund," kata Eko kepada VIVAnews.

Bank DKI, ia melanjutkan, memberlakukan suku bunga kredit modal kerja sebesar 11 persen dan suku bunga kredit investasi sebesar 11,5-12 persen.

Namun, tidak semua bank merespon kenaikan biaya dana ini dengan serta merta menaikkan suku bunga kredit. Salah satunya adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI).

BRI belum berencana untuk menaikkan suku bunga kreditnya dalam waktu dekat. Sekretaris Perusahaan Bank BRI, Muhamad Ali, menjelaskan bahwa sejauh ini pertumbuhan kredit BRI masih sangat sehat.

"Kami masih menghitungnya dan sepertinya belum," kata Ali kepada VIVAnews.

Pertumbuhan kredit BRI pada kuartal ketiga tahun ini, ia melanjutkan, masih cukup bagus, yaitu sebesar 30 persen. Dalam pertumbuhan kredit ini, segmen UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) merupakan segmen terbesar dari portofolio pinjaman BRI, yaitu sebesar 31 persen.

"Dari pertumbuhan kredit yang cukup bagus itu, BRI masih mampu mempertahankan kualitas kreditnya. NPL BRI tercatat membaik, dari 1,81 persen pada kuartal kedua menjadi 1,77 persen pada kuartal ketiga," kata Ali. (ren)

Bahlil Yakin Jokowi Mau Bertemu dengan Megawati: Tidak Perlu Grasah Grusuh
Kendaraan terjebak banjir di jalanan utama Dubai, Uni Emirat Arab (UAE), 17/4

Hujan Lebat di Dubai, Benarkah karena Perubahan Iklim atau Modifikasi Cuaca?

Kota gurun Dubai diguyur hujan setinggi 25 cm (10 inci) hanya dalam waktu 24 jam. Ini sebenarnya adalah jumlah hujan yang biasanya turun dalam waktu hampir dua tahun.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024