Menanti Aksi Presiden Baru Mesir Atasi Krisis

Presiden baru Mesir, Adly Mansour (tengah) diambil sumpah
Sumber :
  • REUTERS/Amr Abdallah Dalsh

VIVAnews - Dalam hitungan jam, Mesir punya pemimpin baru. Tak begitu lama setelah militer menjungkalkan Presiden Mohamed Mursi, Adly Mansour dilantik menjadi kepala negara sementara.

Gunung Kidul Yogyakarta Diguncang Gempa, Getaran Terasa hingga Pacitan

Tidak seperti Mursi, yang dipilih lewat pemilu yang demokratis, Mansour bukanlah tokoh populer. Dia hanya dikenal sebagai hakim yang memimpin Mahkamah Konstitusi Mesir. Militer, seperti yang diumumkan panglimanya, Jenderal Abdel Fattah al-Sisi, mempercayakan Mansour sebagai presiden sementara.

Tugas maha berat segera menghadang Mansour. Dia tidak hanya wajib mempersiapkan pemilihan umum baru sambil menjaga roda pemerintahan Mesir, namun juga harus berjuang keras mencegah negerinya agar jangan sampai terseret ke jurang perang saudara.

Pelek Baru untuk Mobil Kecil Ini Hadir dengan Beragam Warna

Pasalnya, krisis politik tidak berhenti dengan digulingkannya kekuasaan Presiden Mursi, seperti yang dikehendaki kubu oposisi dari kaum liberal dan sekuler. Tidak sedikit warga Mesir pendukung kelompok Ikhwanul Muslimin yang beraliran konservatif yang masih marah atas digulingkannya secara paksa presiden pilihan mereka. 

Mansour berjanji tidak berlama-lama menjadi pejabat presiden. Seperti diumumkan Jenderal al-Sisi, Mansour harus mempersiapkan pemilihan umum secepatnya, untuk memilih presiden baru.

Kalangan media massa setempat, seperti dikutip kantor berita Anadolu dan Al Arabiya, mengungkapkan bahwa Presiden Mansour segera membentuk komposisi pemerintahan sementara yang diisi oleh para teknokrat dan membentuk komite khusus untuk mengamandemen konstitusi.

Tak lama setelah pengambilan sumpah, Mansour berjanji akan membawa Mesir menjadi negara yang "moderen, konstitusional, nasional, dan beradab."   

Walau belum ada pengumuman resmi dari Kairo, muncul kabar bahwa Mansour bisa saja segera mengumumkan suatu deklarasi penting, salah satunya membubarkan formasi Dewan Syuro. Ini merupakan majelis tinggi parlemen Mesir, yang komposisinya saat ini didominasi kalangan politisi pendukung Mursi ataupun simpatisan kelompok Ikhwanul Muslimin. Dewan Syuro saat ini, yang beranggotakan 270 orang dan dipilih pada Februari 2012, masih belum jelas setelah Presiden Mursi dikudeta militer. 

Sebelum kudeta ini tidak banyak yang tahu siapa Mansour. Bahkan, seperti diberitakan Al Jazeera, tidak satupun demonstran yang terlihat mengusung foto hakim berusia 67 tahun itu selama berunjuk rasa berhari-hari menentang Presiden Mursi di berbagai kota di Mesir. Ayah tiga anak itu memang hanya dikenal sebagai teknokrat, profesional di bidangnya dan bukan tipe politisi yang mencari popularitas. 

Namanya baru mulai muncul di kalangan publik saat unjuk rasa anti Mursi digelar pada 30 Juni kemarin. Saat itu, sebuah kelompok yang menamakan diri "Al-Sha'ab Yureed" (Tuntutan Rakyat) membagi-bagikan sebuah petisi di antara para demonstran yang berisi daftar calon Presiden yang akan menjalankan pemerintahan sementara. Nama Mansour masuk di dalam daftar.

Menurut situs berita Mesir, Masrawy, Mansour, dideskripsikan sebagai seorang hakim yang misterius karena jarang disorot publik. Lahir di kota Kairo pada 23 Desember 1945, Mansour mulai berkarier di bidang hukum setelah lulus dari Fakultas Hukum Universitas Kairo di tahun 1967 silam.

Dia kemudian melanjutkan di Paris, Prancis. Mansour mulai menjejakkan kaki di pemerintahan dengan bergabung di Dewan Kenegaraan tahun 1970.

Kemudian kariernya terus bersinar hingga dia ditunjuk sebagai Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi di tahun 1992 oleh mantan Presiden Hosni Mubarak. Dia berada di posisi itu selama 21 tahun dan merupakan pria yang menjabat hakim terlama.

Mansour kemudian ditunjuk oleh Mursi sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi pada bulan Mei 2013 dan resmi berkantor pada 1 Juli kemarin. Penunjukan Mansour sebagai Hakim Mahkamah Konstitusi, karena sesuai dengan aturan hukum yang berlaku posisi tersebut harus diisi oleh orang yang bekerja di institusi itu.

Menurut harian milik pemerintah, Al-Ahram, Mansour pernah membantu membuat hukum pemilu pada tahun 2012 yang membuat Mursi terpilih sebagai presiden. Selain itu dia juga menghapus aturan isolasi politik yang melarang seseorang di masa pemerintahan sebelumnya ikut maju dalam pemilu.

Itu sebabnya perdana menteri di rezim Mubarak, Ahmad Shafiq, ikut maju mencalonkan diri dalam pemilu Presiden kemarin. Di mata seorang analis Timur Tengah dan Afrika Utara dari Jane's Islamic Affairs, David Hartwell, Mansour dipilih karena dia mewakili keinginan rezim militer.

"Mansour merupakan seseorang yang rendah hati namun juga teknokrat yang disegani," ujar Hartwell.

Sementara di mata Hakim Hamid al-Jamal, Mansour adalah pria berkarakter tenang yang akan membuat keputusan berimbang dan akan menghormati keinginan rakyat Mesir. Kini setelah terpilih, Mansour diberikan tugas untuk menjalankan pemerintahan dan untuk menetapkan sejumlah aturan hukum hingga pemilu digelar. Jenderal al-Sisi percaya bahwa Mansour mampu menjalankan tugas yang baru.

Polisi Bagi Takjil Gratis Tapi Tak Ada Pengendara Melintas, Netizen: Anda Berkumpul, Kami Putar Arah

"Dia akan membangun sebuah pemerintahan yang kuat dan berbeda," ujar al-Sisi saat mengumumkan penggulingan Mursi pada Rabu malam waktu setempat seperti dikutip kantor berita CNN, Kamis 4 Juli 2013.

Mansour sendiri memuji demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh rakyat Mesir yang berujung pada tergulingnya Presiden Mursi."Hal yang paling membanggakan mengenai peristiwa tanggal 30 Juni adalah, momen tersebut telah menyatukan semua orang tanpa diskriminasi atau dikotak-kotakkan," ujar Mansour seperti dikutip kantor berita BBC, 4 Juli 2013. Menurut Mansour revolusi harus terus berjalan untuk menghentikan sistem tirani.

Nasib Mursi

Berbeda 180 derajat dari Mansour, sejak dikudeta Rabu, mantan Presiden Mursi mengalami nasib yang drastis. Dia kini berstatus tahanan dan hingga akhir pekan ini belum diberi kesempatan untuk memberi pernyataan kepada publik.

Keberadaannya pun sengaja tidak diungkapkan rinci oleh militer. Tidak hanya ditahan, Mursi dan para pejabat dan pendukungnya dari kelompok Ikhwanul Muslimin juga harus menghadapi jerat hukum. 

Pasalnya, Kejaksaan Agung Mesir Jumat ini membuka investigasi kepada Mursi atas tuduhan penghasutan. Pemeriksaan atas tuduhan serupa juga diterapkan kepada pimpinan Ikhwanul Muslimin, kelompok politik yang mendukung Mursi.

Mereka diduga menghasut para pendukung yang berunjuk rasa untuk berbuat onar dan membunuh para demonstran anti-Mursi, sehari setelah rezim militer menggulingkan Presiden yang baru berkuasa selama satu tahun tiga hari itu. Kudeta berlangsung Rabu waktu setempat.

Menurut Stasiun berita CNN, selama proses investigasi, mereka dilarang meninggalkan Mesir. Perintah pencekalan itu dilaporkan telah dikeluarkan oleh Jaksa Penuntut, Jenderal Abdel Maquid Mahmoud.

Berita ini muncul saat kelompok Ikhwanul Muslimin dan gerakan lainnya menyerukan kepada para pendukung Murssi untuk berunjuk rasa di jalanan seluruh Mesir pada Jumat ini. Mereka menyerukan para demonstran agar memprotes aksi militer yang telah mengkudeta Mursi secara sepihak.

Sementara itu, pihak militer Mesir mengatakan akan menjamin hak-hak para pengunjuk rasa dari pendukung Mursi dan Ikhwanul selama mereka tidak berbuat onar atau merusak fasilitas umum. Namun kendati sudah diminta tidak bertindak represif sejak Kamis kemarin, kekerasan tetap terjadi antara kelompok pendukung Mursi dengan oposisi dan pihak militer.

Sebanyak lebih dari 100 orang dilaporkan terluka atas aksi yang berlangsung sejak Kamis malam. Selain itu dua orang yang diyakini merupakan anak-anak ikut terbunuh dalam peristiwa kerusuhan yang terjadi kemarin.

Menurut informasi dari petugas keamanan yang dikutip oleh Stasiun Televisi Mesir, Nile TV, kerusuhan terjadi di kota Zagazig. Korban juga jatuh di pihak militer.

Satu orang tentara Mesir dilaporkan ikut terbunuh, sedangkan dua lainnya terluka saat roket ditembakkan ke arah kantor polisi di Rafah, yang berlokasi di perbatasan antara Mesir dan Gaza. Granat roket juga ikut ditembakkan ke tentara pos pemeriksaan dekat Bandara Udara Internasional El Arish di Sinai.

Namun hingga kini belum diketahui apakah serangan ke kantor polisi itu terkait dengan penggulingan Mursi oleh rezim militer. Namun tuduhan penghasutan itu dibantah oleh kelompok Ikhwanul Muslimin melalui situs resminya.

Mereka menulis kendati tidak menyetujui aksi kudeta militer terhadap Mursi, namun mereka menolak tegas setiap tindakan dengan kekerasan.

"Kami menolak ikut terlibat dalam aksi pengambil alihan kekuasaan dan menghadapinya hanya dengan melakukan demonstrasi damai," tulis kelompok itu.

Kelompok Ikhwanul Muslimin juga menulis bahwa apa yang dilakukan oleh pihak militer merupakan kudeta dan tidak dapat diterima oleh rakyat Mesir. Mereka juga meminta para pengunjuk rasa untuk tetap bersikap tenang dalam menghadapi perubahan situasi politik di negeri itu.

Sementara juru bicara kelompok Ikhwanul Muslimin, Gehad El-Haddad, kepada CNN mengatakan kini Mursi berstatus tahanan. Dia sempat mendekam di Markas Pasukan Pengamanan Presiden di kota Kairo. Mursi kemudian dipindahkan ke Kementerian Pertahanan.

Dalam sebuah wawancara di Kairo, El-Haddad, mengatakan dirinya mempertanyakan aksi militer yang menahan Mursi sebagai tahanan rumah. Dia mengaku bisa memperoleh semua informasi itu dari beberapa simpatisan pihak militer yang memberikan informasi kepada kelompok Ikhwanul Muslimin.

Saat diminta komentarnya, pihak militer tidak menjawab di mana keberadaan Mursi hingga saat ini. Penahanan tidak hanya berlaku untuk Mursi, mantan ketua kelompok Ikhwanul Muslimin, Mohamed Mahdi Akef, dan pengawalnya ikut ditahan pada Kamis kemarin di Kairo atas kepemilikan empat senjata.

Mohamed Badei yang kini menduduki jabatan sebagai pemimpin kelompok itu, ikut ditahan, dengan tuduhan menghasut orang lain supaya membunuh. Menurut laporan Al-Ahram, kini polisi masih memburu 300 anggota kelompok Ikhwanul Muslimin lainnya.

Di lain kantor berita Mesir, MENA dan harian EgyNews menurunkan sebuah laporan yang isinya membantah berita bahwa Mursi ditawari pihak militer untuk meninggalkan Mesir menuju Qatar, Turki atau Yaman.

Laporan itu diperkuat dengan tulisan harian cetak milik negara, Al-Ahram, yang melaporkaan Mursi menolak mundur secara sukarela dan pidatonya yang dia bacakan pada Rabu kemarin merupakan tantangan kepada rezim militer. (sj)

Irish Bella.

Jelang Lebaran, Irish Bella Ajarkan Anak Cara Bedakan Nominal Uang THR

Setelah mengajarkan anaknya membedakan uang yang nominalnya lebih besar, Irish Bella juga melatih sang anak mencium tangan orang yang sudah memberikannya THR.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024