Heboh Jual Ginjal di Forum Internet

Fahmi Rahardiansyah jual ginjal untuk pengobatan ayahnya
Sumber :
  • Nur Avifah/ Tangerang

VIVAnews - Fahmi Rahardiansyah, warga Balaraja, Desa Talagasari, Kampung Cariu, Tangerang, Banten, meminta maaf telah memberikan informasi palsu dalam postingannya di forum online.

Timur Tengah Memanas, Australia Peringatkan Warganya Segera Tinggalkan Israel

Fahmi memposting akan menjual ginjal untuk pengobatan ayahnya yang sakit keras. Pria 19 tahun itu mengaku bahwa foto yang ia unggah di situs Kaskus, bukanlah ayahnya, melainkan foto kakeknya, Sujasmin. Dia berjanji menghapus postingannya di Kaskus dan mengembalikan uang yang sudah masuk ke rekening pribadinya.

"Saya minta maaf pada masyarakat bahwa yang saya infokan kemarin itu adalah kakek saya bukan bapak saya," ucap Fahmi kepada VIVAnews, Rabu, 13 Maret 2013. Fahmi juga meminta pemberitaan tentang dirinya yang akan menjual ginjal untuk pengobatan ayahnya di media dihentikan. Dia tidak mau ada pihak yang dirugikan atas berita itu.

Fahmi memposting penjualan ginjalnya pada Senin 11 Maret lalu pukul 17.37 WIB dengan judul "Ane jual ginjal gan yang minat masuk,". Dalam postingnya, Fahmi menawarkan ginjalnya seharga Rp50 juta. Di postingan itu Fahmi menceritakan bahwa uang penjualan ginjalnya akan dipergunakan untuk membantu pengobatan ayahnya yang sudah tiga tahun menderita darah tinggi.

Program Beasiswa Kuliah S1 di Jepang, Bebas Biaya dan Dapat Uang Saku Rp12 Juta Perbulan

Bahkan, ia mempersilakan calon pembelinya untuk melihat kondisi ayahnya di alamat yang ia cantumkan. Pria yang biasa dipanggil Iyang itu juga menyertakan nomor telepon.

Tak disangka, postingan Fahmi menyedot perhatian pengguna Kaskus. Ratusan pengguna Kaskus mengirimkan SMS dan komentar untuk memberikan jalan keluar kepada Fahmi, salah satunya dengan cara menggalang dana.

Sejak pertama kali diposting, beberapa anggota Kaskus telah memberikan bantuan berupa informasi mengenai pengobatan ayah Fahmi. Salah seorang Kaskuser bahkan langsung mendatangi rumahnya untuk memberikan bantuan akupuntur.

Berita soal Fahmi jual ginjal tersebar luas. Media cetak, online, hingga televisi, semua menayangkannya. Juru kamera menyoroti kondisi keluarga Fahmi yang memprihatinkan. Terlihat jelas di layar kaca, ayah Fahmi, Sidik Ahmadi, yang disebutnya sakit keras terbaring tak berdaya di kasur lusuh.

Saat ditemui Rabu pagi, Fahmi mengatakan sejak kemarin sudah ada lima orang yang menawar ginjalnya. Mereka menawar dengan kisaran harga Rp30-40 juta.

Pentingnya Mencintai Diri: Melawan Depresi dan Maraknya Percobaan Bunuh Diri

Namun, harga itu dianggap masih terlalu rendah dan belum cukup untuk membiayai pengobatan ayahnya. "Ini semua untuk memenuhi kebutuhan orang tua saya untuk berobat jalan," kata dia. Menurut Fahmi, ayahnya semakin parah sejak 10 bulan terakhir. Sakit darah tinggi sudah menyerang hingga saraf.

Meskipun tahu hal itu tidak boleh dilakukan dan melanggar pidana, tapi Fahmi hanya berpikir untuk kesembuhan sang ayah. Sebab, kata dia, untuk periksa syaraf ayahnya saja membutuhkan biaya Rp2,5 juta sekali berobat. Selama ini, untuk membayar pengobatan, Fahmi yang baru bekerja di sebuah pabrik baja di Tangerang dibantu oleh ibunya yang menjadi kuli cuci pakaian.

Rumah Fahmi pun diserbu. Tidak hanya wartawan, sejumlah petugas puskemas dan petugas dari Dinas Kesehatan Tangerang, berdatangan sejak tersiar kabar bahwa Fahmi berniat menjual ginjalnya sendiri. Kehebohan ini membuat ayah Fahmi, kaget alang kepalang. Apalagi, dia baru tahu belakangan dari pemberitaan media bahwa anaknya berencana menjual ginjal untuk membiayai pengobatannya.

Ternyata tak satu pun anggota keluarga Fahmi mengetahui rencana nekat remaja ini. Emi, ibunda Fahmi bahkan yakin anaknya tidak sungguh-sungguh berniat menjual ginjalnya.
 
Emi mengungkapkan selama ini putranya tidak pernah bercerita tentang rencana menjual ginjal melalui situs jual beli online untuk pengobatan ayahnya. Apalagi saat ini kondisi suaminya, sudah mulai membaik. "Ya memang sakit darah tingginya sudah lama, tapi sudah berobat jalan di puskesmas dan sudah mulai membaik," ucapnya.

Emi mengatakan selama ini anaknya tidak tinggal di Tangerang melainkan di Bandung. Baru beberapa hari ini kembali ke Tangerang atas permintaannya.
Sang ayah mengaku memang Fahmi anak yang sangat peduli akan kondisi dia dan keluarganya. Namun, bila Fahmi sampai berniat menjual ginjal untuk biaya pengobatannya, pensiunan PNS Pemda Cianjur itu akan melarangnya.

"Saya memang sakit, tapi sakit saya cuma darah tinggi, bukan penyakit parah," kata Diki, sapaanya. Ayah Fahmi memang terlihat kurang sehat, akan tetapi dalam kondisi cukup bugar dan dapat berkomunikasi dengan baik.

Fahmi akhirnya membatalkan niatnya menjual salah satu organ tubuhnya. Di balik rencana penjualan ginjalnya, Fahmi memunculkan fakta yang tidak sesungguhnya. "Saya lihat di beberapa TV Fahmi diwawancarai, akan tetapi orang yang disebut sakit dan diambil gambarnya itu bukan bapaknya Fahmi, tapi bapak saya. Memang ayah saya sakit, tapi bukan tidak diobati," kata Toto, Paman Fahmi.

Fahmi telah meminta maaf atas tingkahnya mempublikasikan kabar bohong. Dia mengaku bahwa yang dia unggah semula bukanlah foto ayahnya, tapi kakeknya, Sujasmin, yang sudah berumur 80 tahun. Si kakek memang terserang stroke dan sakit-sakitan karena tua.

Sujasmin tinggal terpisah di rumah yang berjarah hanya 10 meter dari rumah orang tua Fahmi. Permintaan maaf sesuai dengan permintaan paman-pamannya untuk melakukan klarifikasi di media. Di mana Fahmi dirasa sudah membohongi publik dengan mendramatisir kondisi keluarganya.

Berdampak hukum

Bupati Tangerang, Ismet Iskandar, menyayangkan upaya Fahmi Rahardiansyah, yang akan menjual ginjalnya. Seharusnya, kata Ismet, dia berkordinasi dengan pemerintah setempat untuk pengobatan ayahnya kalau memang keluarganya tidak mampu.

Menurut Ismet, Pemerintah Kabupaten Tangerang sangat siap membantu bila ada warga yang tidak memiliki biaya untuk pengobatan. Biaya tersebut akan disalurkan melalui dinas kesehatan.

Ditambahkan Ismet, niat Fahmi untuk menjual ginjal bisa saja berdampak hukum. Berkaitan dengan permasalah ini, Bupati Tangerang telah mengintruksikan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, untuk menangani kasus ini hingga tuntas.

(Laporan: Nur Khavifa, Tangerang)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya