Krisis Suriah dan Ancaman Senjata Kimia

Milisi pemberontak Suriah dari Free Syrian Army berjaga-jaga di Damaskus di
Sumber :
  • REUTERS/Stringer

VIVAnews - Presiden Amerika Serikat Barack Obama mulai cemas dengan semakin memburuknya situasi di Suriah. Apalagi setelah kota Damaskus dibom, menewaskan dua menteri andalan Presiden Bashar al-Assad.

Persebaya Bertekad Bangkit Lawan Persib

Obama menghubungi sekutu dekat Suriah yang selama ini dianggap "rival" di PBB: Rusia. Kepada Presiden Vladimir Putin, Obama mengatakan situasi Suriah semakin mengkhawatirkan dan minta dukungan Rusia.

Assad juga disinyalir mulai kehilangan kendali atas keamanan di negaranya sendiri. Assad terbukti kecolongan dengan meledaknya bom di distrik Rawda, pusat kota Damaskus, Rabu.

Menteri Pertahanan Jenderal Daoud Rajha dan Menteri Dalam Negeri Ibrahim al-Shaar tewas dalam peristiwa tersebut. Mantan Menteri Pertahanan Jenderal Hassad Turkmani dan pejabat kementerian pertahanan yang juga ipar Assad, Assef Shawkat, juga ikut tewas dalam serangan pada Rabu, 18 Juli 2011 itu.

Assad berang dan menyebut ini adalah serangan teroris. Belum dapat dipastikan kelompok mana yang berada di balik serangan tersebut. Reuters menuliskan, dua kelompok revolusi Suriah mengklaim sebagai pelaku, yaitu Liwa al-Islam dan Tentara Pembebasan Suriah.

Liwa al-Islam atau Brigade Islam mengatakan itu bukanlah serangan bunuh diri melainkan bom yang ditanam di tengah-tengah ruang rapat menteri. Mereka mengatakan ini adalah permulaan dari serangan selanjutnya. Hal senada disampaikan Tentara Pembebasan Suriah. Hingga kini, belum diketahui siapa yang benar.

Siapapun penyerangnya, ini menandakan pusat ibukota yang semula tak tersentuh para militan kini menjadi daerah rawan. Obama khawatir, Assad akan semakin nekat. Hal ini ditakutkan semakin memicu konflik sektarian di tengah-tengah masyarakat Sunni-Syiah di Suriah.

AS mendekati Rusia sebagai salah satu sekutu dekat Suriah selain China. Dalam pembicaraan telepon, Obama mengatakan jendela diplomasi semakin tertutup untuk mengakhiri kekerasan di Suriah. Bagi Obama, satu-satunya cara menyudahi konflik di Suriah adalah turunnya Assad, dan dimulainya proses transisi yang damai.

"Kita perlu mengambil aksi yang didasari konsensus untuk menciptakan transisi yang didambakan rakyat Suriah," kata Obama, seperti disampaikan juru bicara Gedung Putih, Jay Carney.

Beri Minuman Bekas ke Sus Rini, Perilaku Manner Nagita Slavina Jadi Sorotan

Hasil akhir pembicaraan, baik Obama dan Putin satu suara soal urgensi dihentikannya kekerasan yang telah menewaskan lebih dari 10.000 orang sejak Maret tahun lalu (Data PBB). Namun, keduanya masih berbeda pendapat soal cara menghentikan kekerasan di Suriah.

Seperti sikap Rusia sebelumnya, Putin menolak campur tangan serta dikte AS dan Dewan Keamanan PBB atas penyelesaian krisis di Suriah. Rusia dan China sepakat bahwa konflik Suriah harus diselesaikan secara mandiri oleh kekuatan domestik. Keduanya kompak menolak konflik Suriah diakhiri seperti Libya, dengan turunnya pasukan NATO.

Inilah sebabnya Rusia dan China memveto seluruh keputusan Dewan Keamanan PBB soal Suriah hingga kini. Ini jugalah yang membuat DK PBB pusing bukan kepalang.

Tumpuan mereka saat ini hanyalah Kofi Annan, utusan PBB dan Liga Arab untuk Suriah. Annan bolak-balik mendatangi Assad dan pasukan pemberontak, serta sekutu-sekutu Suriah, namun belum mencapai titik temu.

Macan terluka

Desakan dari dalam dan luar negeri untuk mengakhiri kekerasan bertubi-tubi datang pada Assad. Namun, presiden ini masih bebal. Rakyatnya dibombardir dengan dalih menghentikan pemberontakan yang dianggapnya teroris. Berbeda dengan data PBB, para aktivis mencatat, korban tewas telah mencapai 17.000 orang sejak Maret tahun lalu.

AS khawatir, jika konflik antara Assad dan pemberontak tetap berlangsung, rezim berkuasa akan terpojok. Bukan tidak mungkin Assad suatu saat bisa dipukul mundur layaknya Moammar Khadafi di Libya. Jika sudah seperti ini, Menteri Pertahanan AS Leon Panetta mengatakan, Suriah memasuki zona berbahaya dan Assad bisa berbuat nekat.

"Situasi ini bisa dengan cepat berbalik dan berada di luar kendali," ujarnya.

Lolos ke Championship Series, Persib Tatap Serius Laga Lawan Persebaya

Akil Hashem, pensiunan brigadir jenderal di angkatan bersenjata Suriah kepada kantor berita ABC mengatakan Suriah ibarat macan terluka. Seekor macan yang terluka bisa melakukan apa saja mempertahankan dirinya.

"Situasinya sangat kritis. Saya menyebut rezim saat ini sebagai macan yang terluka. Jadi mungkin saja Assad akan melakukan tindakan putus asa. Saya tidak memungkiri jika dalam beberapa hari lagi rezim akan membombardir dari udara beberapa daerah di Suriah dan menewaskan ribuan orang," kata Hashem.

Namun yang paling ditakuti dari Suriah adalah cadangan senjata kimianya. Suriah adalah salah satu negara yang menolak menandatangani Konvensi Senjata Kimia tahun 1993 yang melarang penggunaan senjata biologis pada perang.

Selain Suriah, ada tujuh negara lainnya yang juga tidak tanda tangan, di antaranya adalah Angola, Burma, Mesir, Israel, Korea Utara, Somalia, dan Sudan Selatan.

Hal ini dibenarkan oleh Nawaf Farez, mantan diplomat Suriah untuk Irak, yang membelot. Dia bahkan mengatakan, senjata kimia macam Sarin, Tabun, VX, dan mustard gas telah digunakan rezim Assad di beberapa wilayah di kota Homs. Farez mengatakan bahwa Assad tidak akan turun dari kursinya dengan mudah.

"Kebanyakan warga Suriah yakin, bahwa Bashar al-Assad tidak akan memberikan kekuasaannya melalui jalur politis, dia hanya bisa digulingkan dengan kekerasan," kata Farez, dilansir Telegraph.

Negara tetangga juga cemas bukan main. Raja Yordania Abdullah II bahkan telah menyampaikan skenario terburuk jika rezim Assad tidak juga turun, dan perang saudara meluas hingga ke perbatasan. Dikhawatirkan, tangan al-Qaeda bisa ikut campur dan merebut senjata kimia dari Assad.

"Dalam kata lain, keadaannya telah sangat-sangat berantakan sehingga skenario terburuknya adalah perang saudara di seluruh kawasan. Jika sudah demikian, tidak ada jalan kembali," kata dia.

Hashem mengatakan Assad bisa menemui nasib sama seperti diktator Timur Tengah lainnya yang digulingkan. Pilihannya ada dua, yaitu mati di tangan tentara revolusi -cepat atau lambat- atau kabur ke luar negeri, ke negara-negara sekutu yang mau menampungnya.

"Sejauh ini ada tiga negara yang mampu memberikan Assad tempat perlindungan, di antaranya Rusia, China dan Iran, tapi yang paling mungkin adalah Iran. Ada juga kemungkinan kudeta militer saat rezim mulai runtuh, bahkan adiknya sendiri mau menggulingkannya," kata Hashem.(np)

Konsumen menunjukkan emas batangan yang dibelinya di Butik Emas Logam Mulia, Gedung Aneka Tambang, Jakarta.

Bikin Silau, Harga Emas Antam Kembali Tembus Rekor Tertinggi

Harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dibanderol seharga Rp 1.347.000 per gram pada hari ini, Sabtu 20 April 2024.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024