Kala Anak SD Diajak Belajar 'Istri Simpanan'

Buku Pendidikan Lingkungan Budaya Jakarta Bermasalah
Sumber :

VIVAnews - Intan Budi Utoyo, orangtua Adivia Hana, siswa kelas 2  Sekolah Dasar Angkasa IX, Halim, Jakarta Timur, terperanjat. Anaknya yang baru berusia 8 tahun itu, tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba bertanya kepadanya. "Mama, 'istri simpanan' itu apa?" katanya menirukan kepada VIVAnews, Kamis 11 April 2012.

Ekspansi Perusahaan Musik Terkemuka Asia Tenggara Diresmikan di Indonesia

Usut-usut punya, Intan jadi lebih jantungan lagi. Pertanyaan bocah itu rupanya bersumber dari sebuah kisah di dalam buku pelajaran muatan lokal "Pendidikan Lingkungan Budaya Jakarta", yang baru dia baca untuk persiapan ujian kenaikan kelas. Judulnya: "Bang Maman dari Kali Pasir". 

Di situ dikisahkan tentang Bang Maman, seorang penjual buah yang memiliki anak bernama Ijah. Bang Maman menikahkan Ijah dengan Salim, anak orang paling kaya di Kali Pasir. Belakangan Salim jatuh miskin, karena harta warisannya dijual tukang kebunnya. Karena Salim sudah jatuh miskin, Bang Maman minta Ijah bercerai dengan Salim. Ijah tidak mau. 

Penampilan Makin Sopan, Nikita Mirzani Ternyata Diawasi Rizky Irmansyah

Bang Maman pun menyusun rencana jahat. Dia minta bantuan Patme agar berpura-pura menjadi istri simpanan Salim. Patme kemudian datang ke rumah Salim menemui Ijah. Patme mengaku-aku sebagai istri simpanan Salim. Patme pun bertengkar hebat dengan Ijah.

Baca selengkapnya cerita "Bang Maman dari Kali Pasir' secara lengkap di sini.

Sidang Sengketa Pilpres di MK, Bawaslu Sebut Jokowi Bagi-bagi Bansos Tak Langgar Netralitas

Cerita itu dianggap tidak pantas. Selain dianggap akan mengaburkan pemahaman anak mengenai budaya Jakarta, cerita itu juga dnilai tidak lazim dipelajari karena tak dapat dipahami nalar anak-anak seusia Hana. 

Buku ini kemudian luas dikecam. Meski belum mengajukan keberatan secara resmi kepada sekolah, sejumlah orangtua murid mengaku khawatir dengan isi buku itu.

Salah satu orangtua murid di kelas yang sama--yang minta namanya tak disebutkan--juga ikut khawatir dengan kisah Bang Maman itu. Was-wasnya timbul karena cerita soal istri simpanan itu rupanya bahkan sudah dibahas guru di muka kelas.

"Saya tahu cerita itu baru dibahas hari Rabu kemarin. Saya khawatir nanti anak saya dewasa sebelum waktunya," kata ibu yang tinggal di kawasan Ujung Aspal, Jakarta Timur itu.

Sekolah Dasar Angkasa IX mengaku selalu mengawasi setiap buku pelajaran yang masuk ke sekolah itu. Bahkan, Akim, wali kelas 2C  malah berani memastikan kalau cerita Bang Maman itu adalah cerita rakyat biasa yang mengandung nilai moral yang perlu diajarkan ke murid seusia Hana. "Ini kan pura-pura saja. Namanya juga cerita rakyat," ujarnya, enteng.

Akim mengimbau orangtua yang mempermasalahkan cerita ini untuk membacanya terlebih dahulu secara seksama supaya dapat menjelaskannya kembali kepada anak-anak mereka. "Seharusnya ibu yang mengadu baca dulu, baru jelaskan kepada anaknya," kata Akim, lagi. 

Bentuk tim

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh mengambil langkah cepat. Menanggapi masalah ini, dia langsung membentuk tim untuk menelusuri buku pelajaran berisi cerita Bang Maman itu, maupun kisah-kisah lainnya yang dianggap tidak pantas diajarkan. 

M. Nuh, memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk memanggil penerbit dan pengarang buku itu. Dia sendiri menilai isi kisah itu tidak mendidik untuk siswa kelas 2 Sekolah dasar. 

Selain penerbit dan pengarang buku, Nuh juga meminta kepala dinas pendidikan untuk memanggil pejabat tempat buku itu dijadikan panduan belajar.

"Panggil itu kepala sekolah, undang wali kelas, atau guru yang mengajar, terus penerbitnya siapa, pengarangnya siapa, duduk di situ. Bereskan," katanya.

Menurut Nuh, penerbit, pengarang, guru hingga kepala sekolah, harus bertanggung jawab, meski cerita itu ada di Lembar Kerja Siswa (LKS) yang bukan merupakan buku wajib dan tidak direkomendasikan. 

Ditambahkan Nuh, buku yang direkomendasikan Kemendikbud biasanya sudah melalui penelitian dan uji kelayakan atau telah lolos pemeriksaan Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud. 

Untuk buku-buku LKS di luar buku wajib, sekolah diberi kebebasan untuk memilih karena hanya buku bermuatan lokal. Mengenai urusan buku tidak wajib ini, diserahkan kepada Dinas Pendidikan untuk mengambil peran melakukan pengawasan. 

Dinas Pendidikan DKI Jakarta juga langsung bertindak. Dalam waktu dekat ini, mereka akan memanggil kepala sekolah SD Angkasa IX. Sekolah telah diminta untuk segara menarik buku itu. Keputusan atas kasus ini akan segera diambil setelah melakukan komunikasi dengan sekolah.

Menurut Wakil Disdik, Agus Suradika, mulai tahun ini sebenarnya DKI akan menjalankan prinsip manajemen berbasis sekolah. Dengan kebijakan ini sekolah diberi keleluasaan untuk menentukan sendiri kebutuhan buku pelajaran termasuk buku muatan lokal.

"Kami sudah membahas dengan Kepala Bidang Sekolah Dasar terkait kebijakan manajemen berbasis sekolah itu, dan kami akan memanggil seluruh Kepala Sekolah Dasar termasuk Kepala SD Angkasa IX Halim, Jakarta Timur," ujarnya. 

Agus mengaku tak menyangka kejadian ini akan terjadi, padahal pihaknya sudah mengimbau pihak sekolah untuk melakukan seleksi agar isi buku sesuai dengan kebutuhan edukasi siswa

Penerbit minta maaf

CV Media Kreasi, penerbit buku Pendidikan Lingkungan Budaya Jakarta, meminta maaf kepada seluruh orang tuamurid mengenai salah satu cerita di buku itu. Mereka sadar, ada redaksional yang tidak pantas dikonsumsi siswa sekolah dasar.

"Saya memohon maaf kepada semuanya atas kejadian ini. Mungkin bahasanya yang salah. Seharusnya tidak pakai 'istri simpanan," ujar Haryanto, pemilik CV Media Kreasi kepada VIVAnews.

Disampaikan Haryanto, tidak ada kesengajaan kenapa cerita dalam buku itu sampai ada. Dia juga mengakui belum ada teguran dari Kemendikbud maupun Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Haryanto bahkan baru mengetahui kalau buku terbitannya itu menjadi polemik setelah melihat di televisi.

"Makanya sebelum ditegur kami minta maaf. Saya tidak mau menunggu teguran, makanya kami ambil sikap. Kami minta maaf atas kelalaian ini," katanya. (kd)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya